Segelas
minuman dingin yang dikonsumsi ditengah cuaca panas memang menjadi kenikmatan
tersendiri. Hmm, sensasi dingin dan
menyegarkan seketika mengalir menghilangkan dahaga di tengah cuaca terik. Untuk
menikmati minuman dingin yang menyegarkan itu, jika tidak dimasukan ke dalam
freezer atau lemari es, tentulah ditambahkan es batu.
Namun
tahu kah, bahwa ada bahaya mengintai dibalik es batu yang segar itu?
Berita
yang berkembang beberapa hari ini baik di media TV, cetak maupun online, adalah
adanya penemuan pabrik pembuat es batu, yang bahan dasar pembuatannya adalah
air kali kotor. Pabrik ini tak hanya mengolah es batu balok dari air tak
matang, Namun, juga mencampur dengan zat-zat kimia berbahaya. Tujuannya,
menciptakan es batu balok yang bening, sehingga tak membuat pembeli curiga.
Beberapa
acara investigasi di televisi juga sebenarnya telah seringkali menayangkan
tentang betapa joroknya es batu segar tersebut dibuat. Bukankah tidak masuk
akal jika es batu yang dijual dengan harga murah dan notabene berukuran besar
tersebut, dibuat dari air yang telah dimasak dengan suhu 1000C
atau dengan air mineral yang cukup mahal harganya?
Modal
yang harus dikeluarkan oleh para pengusaha es batu pastilah harus lebih besar
dan berimbas pada harga jual yang lebih besar juga. Biasanya untuk memperkecil
biaya produksi, para pembuat es nakal tersebut menggunakan air sungai. Bukan
hanya gratis, air sungai tersebut bebas digunakan oleh siapa saja dan untuk apa
saja termasuk (maaf) buang hajat.
Anda
mungkin tidak percaya karena air sungai biasanya berwarna coklat atau bahkan
hitam, sedangkan es bisa jernih dan bening. Mereka biasanya menggunakan kaporit
(penjernih air) dan bahan kimia lainnya seperti soda api, tawas dan anti
foam agar air yang digunakan untuk membuat es tampak jernih dan bersih.
Es
batu yang dibuat dengan bahan dasar berupa air kali (air mentah), beresiko
mengandung virus dan bakteri. Penelitian kemudian dilakukan untuk melihat
berapa bahayanya es batu tersebut. Ternyata, dari hasil penelitian yang
dilakukan, diketahui bahwa dalam es batu tersebut mengandung bakteri E-coli
jauh diatas batas normal (10.000-20.000 per 100 mL). bisa dikatakan bahwa es
batu tersebut mengadung bakteri yang hampir setara dengan kotoran manusia.
Astagfirullah.
Tentu
saja hal ini memiliki efek buruk bagi kesehatan. Salah satunya adalah resiko
penyakit Hepatitis A yang dapat disebarkan oleh virus yang berasal dari tinja
penderita/kotoran melalui makanan (fecal-oral).
Adapun
bahaya penggunaan zat kimia dalam pembuatan es batu, bukan sekedar bakteri
lagi. Zat kimia tersebut bisa merusak liver dan ginjal. Karena dua organ ini
bertugas menetralisir zat berbahaya yang masuk ke tubuh. Nah, kalau kerjanya
terlalu keras dan berat, risikonya gagal ginjal.
Solusi
untuk semua ini adalah tidak membeli atau mengonsumsi minuman yang mengandung
es. Apalagi jika membelinya di warnug-warung pinggir jalan yang terlihat tidak
steril. Satu-satunya cara untuk bisa menikmati es batu adalah dengan membuatnya
sendiri di rumah dari air yang sudah jelas dididihkan pada suhu 100oC..
Alternatif lainnya adalah dengan cara membeli minuman yang sudah dingin dari
kulkas.
Terakhir, gunakan hak kita sebagai konsumen,
untuk menjadi konsumen kritis. Misalnya jika es batu yang digunakan adalah es
batu Kristal. Gunakan hak sebagai konsumen untuk bertanya, “ini es batunya
berasal dari mana? "Buat sendiri atau disuplai? Kalau buat sendiri, kejar
lagi dengan pertanyaan, ini pakai air matang atau tidak? Intinya, jangan mudah
menerima apa saja makanan dan minuman yang disuguhkan. Cerewet sedikit tidak
masalah, demi menjaga kesehatan kita dan keluarga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar