Minggu, 05 April 2015

Waspada, Bahaya Mengintai di Balik Kesegaran Es Batu !



Segelas minuman dingin yang dikonsumsi ditengah cuaca panas memang menjadi kenikmatan tersendiri.  Hmm, sensasi dingin dan menyegarkan seketika mengalir menghilangkan dahaga di tengah cuaca terik. Untuk menikmati minuman dingin yang menyegarkan itu, jika tidak dimasukan ke dalam freezer atau lemari es, tentulah ditambahkan es batu. 
 
Namun tahu kah, bahwa ada bahaya mengintai dibalik es batu yang segar itu?

Berita yang berkembang beberapa hari ini baik di media TV, cetak maupun online, adalah adanya penemuan pabrik pembuat es batu, yang bahan dasar pembuatannya adalah air kali kotor. Pabrik ini tak hanya mengolah es batu balok dari air tak matang, Namun, juga mencampur dengan zat-zat kimia berbahaya. Tujuannya, menciptakan es batu balok yang bening, sehingga tak membuat pembeli curiga.

Beberapa acara investigasi di televisi juga sebenarnya telah seringkali menayangkan tentang betapa joroknya es batu segar tersebut dibuat. Bukankah tidak masuk akal jika es batu yang dijual dengan harga murah dan notabene berukuran besar tersebut, dibuat dari air yang telah dimasak dengan suhu 1000C  atau dengan air mineral yang cukup mahal harganya?

Modal yang harus dikeluarkan oleh para pengusaha es batu pastilah harus lebih besar dan berimbas pada harga jual yang lebih besar juga. Biasanya untuk memperkecil biaya produksi, para pembuat es nakal tersebut menggunakan air sungai. Bukan hanya gratis, air sungai tersebut bebas digunakan oleh siapa saja dan untuk apa saja termasuk (maaf) buang hajat.

Anda mungkin tidak percaya karena air sungai biasanya berwarna coklat atau bahkan hitam, sedangkan es bisa jernih dan bening. Mereka biasanya menggunakan kaporit (penjernih air) dan bahan kimia lainnya seperti soda api, tawas dan anti foam agar air yang digunakan untuk membuat es tampak jernih dan bersih.

Es batu yang dibuat dengan bahan dasar berupa air kali (air mentah), beresiko mengandung virus dan bakteri. Penelitian kemudian dilakukan untuk melihat berapa bahayanya es batu tersebut. Ternyata, dari hasil penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa dalam es batu tersebut mengandung bakteri E-coli jauh diatas batas normal (10.000-20.000 per 100 mL). bisa dikatakan bahwa es batu tersebut mengadung bakteri yang hampir setara dengan kotoran manusia. Astagfirullah.

Tentu saja hal ini memiliki efek buruk bagi kesehatan. Salah satunya adalah resiko penyakit Hepatitis A yang dapat disebarkan oleh virus yang berasal dari tinja penderita/kotoran melalui makanan (fecal-oral).

Adapun bahaya penggunaan zat kimia dalam pembuatan es batu, bukan sekedar bakteri lagi. Zat kimia tersebut bisa merusak liver dan ginjal. Karena dua organ ini bertugas menetralisir zat berbahaya yang masuk ke tubuh. Nah, kalau kerjanya terlalu keras dan berat, risikonya gagal ginjal. 

Solusi untuk semua ini adalah tidak membeli atau mengonsumsi minuman yang mengandung es. Apalagi jika membelinya di warnug-warung pinggir jalan yang terlihat tidak steril. Satu-satunya cara untuk bisa menikmati es batu adalah dengan membuatnya sendiri di rumah dari air yang sudah jelas dididihkan pada suhu 100oC.. Alternatif lainnya adalah dengan cara membeli minuman yang sudah dingin dari kulkas.

Terakhir, gunakan hak kita sebagai konsumen, untuk menjadi konsumen kritis. Misalnya jika es batu yang digunakan adalah es batu Kristal. Gunakan hak sebagai konsumen untuk bertanya, “ini es batunya berasal dari mana? "Buat sendiri atau disuplai? Kalau buat sendiri, kejar lagi dengan pertanyaan, ini pakai air matang atau tidak? Intinya, jangan mudah menerima apa saja makanan dan minuman yang disuguhkan. Cerewet sedikit tidak masalah, demi menjaga kesehatan kita dan keluarga.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar